Perkembangan teknologi di Indonesia telah membawa dampak yang signifikan terhadap penurunan kualitas interaksi sosial di masyarakat. Hal ini terjadi karena semakin banyak orang yang lebih memilih berkomunikasi melalui media sosial dan pesan singkat daripada berinteraksi secara langsung.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Andi Pangerang, seorang pakar sosiologi di Universitas Indonesia, “Penurunan kualitas interaksi sosial akibat perkembangan teknologi sudah menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari di era digital ini. Banyak orang yang merasa lebih nyaman berinteraksi melalui layar daripada secara langsung.”
Tren ini juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita sering kali melihat orang-orang yang lebih sibuk dengan gadget mereka daripada berbincang-bincang dengan orang di sekitar. Hal ini juga berdampak pada kemampuan kita dalam membangun hubungan yang kuat dan mendalam dengan orang lain.
Selain itu, penurunan kualitas interaksi sosial juga dapat menyebabkan terjadinya isolasi sosial dan kesulitan dalam membangun komunikasi yang efektif. Hal ini juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.
Menurut Dr. Lisa Suryani, seorang psikolog klinis, “Interaksi sosial yang berkualitas sangat penting untuk kesejahteraan emosional seseorang. Jika terus menerus terisolasi akibat perkembangan teknologi, seseorang dapat mengalami depresi dan kecemasan yang lebih tinggi.”
Untuk mengatasi penurunan kualitas interaksi sosial akibat perkembangan teknologi, penting bagi kita untuk lebih sadar akan pentingnya berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Kita juga perlu mengatur penggunaan teknologi secara bijak dan seimbang agar tidak terlalu bergantung pada media sosial dan gadget.
Dengan demikian, kita dapat membangun hubungan yang lebih bermakna dan mendalam dengan orang di sekitar kita, serta menjaga kualitas interaksi sosial kita agar tetap sehat dan berkelanjutan.