Penggunaan teknologi di sekolah memang memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan dalam perspektif pendidikan di Indonesia. Meskipun teknologi memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran, namun penggunaannya yang tidak terkontrol dapat berdampak buruk pada perkembangan siswa.
Menurut Dr. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, penggunaan teknologi yang berlebihan di sekolah dapat mengakibatkan ketergantungan terhadap gadget dan mengganggu proses belajar mengajar. Hal ini dapat menghambat kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif.
Sebagai contoh, penggunaan gadget di kelas yang tidak terkontrol dapat membuat siswa tergoda untuk bermain game atau mengakses konten yang tidak relevan dengan materi pelajaran. Hal ini dapat mengurangi fokus dan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.
Selain itu, dampak negatif lainnya adalah ketidaksetaraan akses terhadap teknologi di kalangan siswa. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih banyak sekolah di daerah terpencil yang belum memiliki akses terhadap teknologi yang memadai. Hal ini dapat memperburuk kesenjangan pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan guru untuk membatasi penggunaan teknologi di kelas dan memberikan pembinaan kepada siswa tentang penggunaan yang bijaksana. Dr. Anies Baswedan juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi penggunaan teknologi oleh anak-anak di rumah.
Dengan demikian, kita perlu mempertimbangkan dampak negatif penggunaan teknologi di sekolah dalam perspektif pendidikan di Indonesia. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang sehat dan berimbang, tanpa terlalu bergantung pada teknologi semata.