Tantangan dan risiko teknologi dalam pembelajaran memang menjadi topik yang sering dibicarakan belakangan ini. Kasus dampak negatif di sekolah akibat penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar menjadi perhatian serius bagi para pendidik dan orangtua murid.
Menurut Dr. Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, tantangan teknologi dalam pembelajaran adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi secara efektif tanpa mengorbankan kualitas pendidikan. “Kita tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan teknologi, namun kita juga harus waspada terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul,” ujarnya.
Salah satu risiko yang sering muncul adalah adanya penyalahgunaan teknologi oleh para siswa, seperti kecanduan gadget dan media sosial. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kasus bullying online dan plagiarisme semakin meningkat di kalangan pelajar.
Namun, bukan berarti teknologi harus dihindari sama sekali dalam pembelajaran. Menurut Prof. Dr. Ani Yudhoyono, pendiri Yayasan Annisa Cendekia, teknologi bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran jika digunakan dengan bijaksana. “Guru dan orangtua harus terlibat aktif dalam mengawasi penggunaan teknologi oleh anak-anak,” paparnya.
Sebagai solusi, pendidik dan orangtua perlu bekerja sama dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya penggunaan teknologi yang bijaksana. Selain itu, penting juga untuk memberikan pembinaan kepada para guru agar mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar mengajar secara efektif.
Dengan kesadaran akan tantangan dan risiko teknologi dalam pembelajaran, diharapkan kita semua dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi para generasi masa depan. Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia.” Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga agar teknologi tetap menjadi alat yang bermanfaat dalam proses pembelajaran.
